Home
»
positif
» Mengembangkan sikap Malu.
Malu adalah sifat yang tertanam pada jiwa, yang akan membawa seseorang
untuk melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang
buruk.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Malu itu tidaklah datang kecuali dengan kebaikan.” (HR. Bukhari)
Rasa malu akan menambah keimanan dan menjadi perhiasan seorang muslim.
Suatu ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melewati seorang
laki-laki yang sedang mencerca saudaranya karena rasa malu yang ada
padanya (seakan-akan rasa malu dianggap sebagai aib). Lalu Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
دَعْهُ، فَإِنَّ الحَيَاءَ مِنَ الْإِيْمَانِ
“Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu bagian daripada iman.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menegaskan pula:
الْإِيمَْانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ – أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ – شُعْبَةً،
فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيْمَانِ
“Iman itu ada 70 sekian cabang atau 60 sekian cabang. Yang paling utama
adalah ucapan ‘lailahaillallah. Dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah bagian cabang
dari iman.” (HR. Bukhari)
________________
• MARI JADI ORANG BAIK •
• JAGA IMAN - JAGA SHALAT - JAGA AKHLAQ - TUTUPLAH AURAT •
Follow twitter: @kutipanhikmah
________________
Bagi yang mau ikut berpartisipasi dalam pembangunan (renovasi) mushalla Al-Huda, Cikaret, Jawa Barat.
Dibuka untuk yang mau ikut berpartisipasi, untuk investasi akhirat.
{ 0 komentar... read them below or one }
Posting Komentar