Surat Az-Zalzalah, yang bermakna
guncangan, banyak sekali mengandung pelajaran yang bisa kita petik.
Paling tidak, ada 5 point penting yang bisa kita petik dari surat
Az-Zalzalah. Pertama, tentang kedudukan atau posisi surat Az-Zalzalah.
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan salah satu hadits riwayat Tirmidzi,
Rasulullah saw menyampaikan bahwa Surat Az-Zalzalah itu setara dengan
setengah Al-Quran, surat Al-Ikhlas setara dengan 1/3 Al-Quran, dan surat
Al-Kafirun setara dengan ¼ Al-Quran.
Dalam kesempatan lain, rasul
juga pernah menanyakan kepada salah seorang sahabatnya yang belum
menikah, dengan alasan tidak memiliki mahar, apakah dia hafal surat
Az-Zalzalah? Ketika dijawab bahwa dia hafal, maka rasul menyuruh sahabat
tersebut menikah, dengan mahar surat Az-Zalzalah. Ini menunjukkan bahwa
surat Az-Zalzalah memiliki keutamaan yang sangat besar, sesuai hadits
nabi tersebut di atas. Maka dapat kita pahami, kenapa Imam As-Syahid
Hasan Al-Bana ketika menyusun Wadzifah kubra dalam Al-Ma’tsurat, salah
satu wiridnya adalah surat Az-Zalzalah.
Pelajaran kedua dari surat
Az-Zalzalah adalah makna guncangan yang Allah sebutkan dalam ayat 1
surat tersebut, yang terjemahnya:” Apabila bumi diguncangkan dengan
guncangan yang dahsyat” menurut penafsiran Ibnu Katsir, guncangan ini
adalah guncangan yang terjadi di hari kiamat nanti, dimana pada saat itu
bumi akan diguncangkan dari porosnya/langsung dari pusat sumbunya. Kita
bisa bayangkan pada saat gempa terjadi tahun 2004 lalu di Mentawai, NAD
dengan kedalaman pusat gempa 10 km saja, efeknya bisa menimbulkan
tsunami dengan ketinggian gelombang lebih dari 4 meter. Padahal
kedalaman poros bumi masih sangat jauh dari jarak tersebut. Jadi
meskipun guncangan yang dimaksud dalam surat tersebut adalah guncangan
hari kiamat, tapi sebetulnya terjadinya banyak gempa, bisa menjadi
pelajaran yang sangat berharga buat kita, bahwa betapa dahsyatnya nanti
kejadian yang akan dialami pada hari kiamat. Di samping itu, terjadinya
banyak gempa. baik tektonik ataupun vulkanik, juga menjadi salah satu
tanda dekatnya hari kiamat, seperti yang rasul sampaikan.
Selanjutnya
pelajaran ketiga ada pada ayat yang berikutnya, dimana Allah
menyampaikan “dan bumi telah mengeluarkan beban berat yang dikandungnya.
Apa yang dikeluarkan oleh bumi? Yang dikeluarkan oleh bumi pada saat
itu adalah jasad-jasad manusia yang sudah hancur, dan selama ini sudah
terkubur di dalam bumi. Jasad-jasad tadi bermunculan seperti jamur yang
tumbuh di musim hujan, dan keluar/muncul dalam keadaan yang
berbeda-beda. Ada yang keluar dengan muka berseri-seri, ada yang keluar
dengan muka yang gelap/hitam. Keadaan yang demikian terkait dengan
tingkah laku seseorang pada saat masih di dunia. Selain jasad manusia,
bumi juga akan mengeluarkan beban-beban lain, semacam emas perak, dan
barang-barang tambang lain. Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa saat
bumi mengeluarkan emas perak, berkatalah seorang pembunuh,. Karena sebab
inilah (emas perak, dulu saya menjadi pembunuh. Kemudian berkatalah
orang yang memutuskan silaturahim, Oleh sebab inilah saya dulu
memutuskan hubungan silaturahim. Berkata juga seorang pencuri. Oleh
sebab ini pula saya dulu mencuri. Demikian hadits yang dikutip oleh Ibnu
Katsir dalam tafsirnya. Dalam hadits tersebut terlihat betapa manusia
pada akhirnya menyadari, dan akan menyesal, bahwa kecintaannya terhadap
dunia telah menjadikan dirinya lupa dan buta, sehingga melakukan
tindakan-tindakan yang melanggar aturan Allah, yang membuat kecelakaan
bagi dirinya di Yaumil akhir nanti. Cinta kepada dunia (penyakit wahn)
inilah, penyakit yang banyak menjangkiti umat Islam, seperti pernah
disinyalir oleh Rasulullah dalam salah satu hadits, bahwa suatu saat
nanti umat Islam akan menjadi rebutan umat lain, seperti hidangan yang
diperebutkan. Kemudian para sahabat bertanya. Ya Rasulullah, apakah
karena jumlah kita pada waktu itu sedikit? rasul menjawab: bahwa jumlah
kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian terkena penyakit wahn.
Sahabat bertanya: apa itu penyakit wahn ya Rasulullah, beliau menjawab:
cinta dunia dan takut mati. Sehingga kondisi kalian seperti buih di atas
lautan, yang mudah untuk terombang-ambing.
Jika kita cermati
kondisi yang pernah menimpa bangsa Indonesia, makna bahwa bumi
mengeluarkan beban berat yang dikandungnya, bisa kita hubungkan dengan
banyaknya material-material berat yang telah dimuntahkan oleh gunung
merapi. Total muntahan lava dan lahar selama erupsi merapi beberapa
waktu lalu, tercatat sampai 140 juta kubik, lebih tinggi dari jumlah
yang telah dikeluarkan merapi pada erupsi tahun 2006 (sumber republika).
Keluaran semua material tersebut, dibarengi dengan keluarnya awan
panas, telah banyak memakan korban jiwa. Di sinilah kesadaran kita
sampai pada sebuah titik bahwa kekuasaan Allah swt sungguh sangat
dahsyat, wallahu ala kulli syain qadir.
Kelanjutan ayat dari surat
Az-Zalzalah yang harus kita renungkan dan menjadi pelajaran keempat
adalah: “Pada hari itu, bumi menceritakan beritanya.“ Apa yang
diceritakan oleh bumi? Bumi akan menceritakan seluruh perbuatan manusia
yang menapaki/menempatinya. Bumi akan menjadi saksi. Ya, saksi yang akan
hadir dalam pengadilan Allah terhadap manusia di yaumil akhir nanti.
Tidak ada sejengkal bumi pun yang pernah kita lalui, yang pernah kita
injak, yang pernah kita diami, yang pernah kita lewati, kecuali dia akan
menjadi saksi atas apa yang pernah kita lakukan di atasnya. Semakin
banyak bumi yang kita injak, semakin banyak yang akan menjadi saksi,
apakah kebaikan atau kejahatan yang kita lakukan. Jika selama hidup di
dunia kita banyak melakukan kebaikan, maka semakin banyak tempat yang
kita lalui, berarti akan semakin banyak saksi yang meringankan kita pada
saat pengadilan Allah nanti. Maka renungkanlah dan rasakanlah, setiap
jengkal tanah dimana kita menapak di atasnya, sesungguhnya bumi/tanah
tersebut tidak ubahnya seperti CCTV yang akan selalu merekam setiap
jejak langkah kita.
Yang kelima, apa yang bisa kita ambil
pelajaran dari surat Az-Zalzalah adalah firman-NYA yang menegaskan
bahwa: “Dan barangsiapa berbuat kebajikan meskipun seberat biji dzarah,
maka dia akan mendapat balasannya, dan barangsiapa berbuat kejahatan,
meskipun seberat biji dzarah, maka dia juga akan mendapatkan balasannya.
Di mata Allah, semua yang dilakukan oleh hambanya, tidak ada yang
terluput, tidak ada yang disepelekan, meskipun kelihatannya kecil.
Berbeda dengan manusia, kadang manusia suka meremehkan hal-hal yang
kecil, mengabaikan dan tidak memberikan penghargaan. Tapi bagi Allah
tidak demikian, Sekecil apapun perbuatan yang dilakukan oleh manusia, di
hadapan Allah akan ada nilai dan konsekuensinya Jadi jangan pernah
menganggap remeh melakukan perbuatan dosa, meskipun kecil, karena tidak
ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus. Sebaliknya juga jangan
meremehkan melakukan kebaikan meskipun sesuatu yang kelihatannya kecil.
Misalnya tersenyum dan bermuka manis kepada teman. Sesuai dengan yang
disampaikan Rasulullah saw bahwa “Tabbasumuka fi wajhi akhika laka shadaqah”
senyummu untuk saudaramu itu bernilai sedekah. Contoh lain misalnya
mengusap dan memeluk anak kita (khususnya yang masih kecil), jika kita
lakukan dengan penuh kasih sayang, hal ini akan menjadi bernilai ibadah,
dan berdampak positif bagi anak kita. Anak kita akan merasakan
kedamaian dan ketenteraman, merasakan kasih sayang yang tulus dari orang
tuanya. Pada gilirannya anak yang terbiasa mendapatkan kasih sayang,
maka dia akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang.
Terkait
dengan ayat tersebut, Rasulullah saw pernah berpesan kepada Aisyah ra, “
Wahai Aisyah, selamatkan dirimu dari api neraka, meskipun hanya dengan
sebutir kurma”. Mungkin kita bertanya, mungkinkah hanya dengan sebutir
kurma kita bisa menyelamatkan diri dari api neraka? jawabannya sangat
mungkin. Bukankah jika memang hanya sebutir kurma yang kita miliki, dan
barangkali juga itulah satu-satunya yang ada pada kita, maka dengan
pengorbanan kita mampu memberikannya pada orang lain yang membutuhkan,
berarti kita telah mencoba untuk menjadi seorang yang berlaku itsar. Dan
itsar adalah puncak /nilai tertinggi dari ukhuwah. Dan tidaklah seorang
saling bersaudara karena Allah, yang diwujudkan dengan memberi, maka
Allah menempatkannya di surga, bahkan dengan wajah yang bercahaya,
sampai membuat iri para rasul karena cahaya wajahnya yang terang. Maka
lakukan selalu kebaikan, meskipun dari sesuatu yang kecil. Sebarkan
semangat pada saudaramu, meski ujian banyak menerpa jalan dakwah.
Wallahu a’lam
Home »Unlabelled » Az-Zalzalah, Salah Satu Rangkain Wirid Al-Ma’tsurat
{ 0 komentar... read them below or one }
Posting Komentar